Kamis, 18 Desember 2008

DAMPAK KEBOBROKAN MORAL TERHAAP MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA”

TUGAS INDIVIDU

“DAMPAK KEBOBROKAN MORAL TERHAAP MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA”

di susun oleh:

IQBAL YULIANTO

08108249129

Dosen Pembimbing:

Mujinem, M.Hum

PROGRAM STUDI PGSD S1

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2008

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengharap ridho-Nya serta limpahan rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1 PGSD).

Dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Mujinem, M.Hum, Dosen Pendidikan Pancasila

2. Semua dosen Universitas Negeri Yogyakarta

3. Rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD UNY

Penyusun sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Wates, 29 Nopember 2008

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.Latar Belakang 1

2.Rumusan Masalah ................................................................................ 2

3.Tujuan...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian Moral................................................................................... 3

    1. Kebobrokan Moral Pelajar Di Indonesia.............................................. 4

c. Faktor Apa Yang Mempengaruhi Kebobrokan

Moral Bangsa Indonesia....................................................................... 5

d. Dampak Kebobrokan Moral

Terhadap Mutu Pendidikan Di Indonesia............................................ 8

e. Bagaimana Cara Memperbaiki Kebobrokan

Moral Bangsa Indonesia....................................................................... 9

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan........................................................................................... 10

2. Saran..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 11



BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada era globalisasiini kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) mulai ditingkatkan demi menghadapi pasar bebas pada tahun 2020. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas pendidikan Karena saat ini Indonesia menempati peringkat ke-4 dari bawah. Sudah berbagai upaya pemerintah lakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan antara lain peningkatan mutu akademik salah satunya dengan diberlakukannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang peraturan Guru dan Dosen.

Tidak cukup hanya meningkatkan kualitas pendidikan tapi yang paling utama adalah pendidikan moral, karena saat ini bangsa Indonesia mengalami kebobrokan moral baik dalam bidang pendidikan maupun bidang yang lainnya. Beberapa contoh kebobrokan moral dalam bidang pendidikan antara lain maraknya aksi kekerasan dalam pendidikan seperti STPDN, pelecehan seksual dalam sekolah, maraknya Vidio/VCD porno, dan masih banyak lagi. Tidak hanya di Indonesia saja di Negara-negara tetangga juga sudah mengalami kebobrokan moral antara lain di Peru seorang perempuan foto model yang bernama Leyzi Suarez berpose tanpa busana dengan menunggang kuda dan bendera negaranya digunakan sebagai sandelnya. Selain itu di Amerika kehidupan yang begitu bebas separti sek bebas (free sex).

Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda harus memperbaiki moral dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa demi memajukan bangsa Indonesia.

2. Rumusan Masalah

  1. Apakah Pengertian Moral?
  2. Kebobrokan Moral Pelajar Di Indonesia?
  3. Faktor Apa Yang Mempengaruhi Kebobrokan Moral?
  4. Apa Saja Dampak Kebobrokan Moral Terhadap Mutu Pendidikan Di Indonesia?
  5. Bagaimana Cara Memperbaiki Kebobrokan Moral Di Indonesia?

3. Tujuan

1. Menjelaskan tentang kebobrokan moral bangsa indonesia.

2. Menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan.

3. Mengetahui perbaikan moral melalui pendidikan moral di sekolah.

4. Menambah pengetahuan kita sebagai generasi muda.

5. Menyelesaikan tugas individu Pancasila.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Moral

Moral berasal dari kata mos (bahasa yunani) dan jamaknya mores yang beraati adat, kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, moral diartikan dengan ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, dan susila. Moral berkaitan dengan tindakan manusia yang baik dan yang buruk sesuai ukuran-ukuran yang diterima umum dalam suatu lingkungan sosial tertentu. Moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia, bukan sebagai peran tertentu.

Dalam The Advanced Learner’s Dictionari of Current English dikemukakan beberapa pengertian moral, yaitu:

Ø Concerting Principle of right and wrong (Prinsip-prinsip yang berkaitan dengan benar dan salah)

Ø Good and Virtous (Baik dan Buruk)

Ø Able to understand the different berween right and wrong (Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah)

Ø Teaching or illustrating good behavior (Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik)

Dalam Ensiklopedi Pendidikan, pengertian moral adalah bikai dasar dalam masyarakat untuk memiliki antara nilai dan hidup (moral). Dalam hal ini moral mengatur baik buruk tingkah laku manusia dilihat kesesuaiannya dengan adat istiadat yang berlaku umum dan diterima dalam suatu kesatuan sosial masyarakat atau lingkungan tertentu.

2. Kebobrokan Moral Pelajar Di Indonesia

Seiring perkembangan jaman dan kemajuan IPTEK, banmyak timbul berbagai permasalahan antara lain penyalah gunaan kemajuan IPTEK dan masuknya budaya asing yang berdampak buruk terhadap moral bangsa khususnya dalam bidang pendidikan. Pendidikan merupakan pilar utama yang sangat berpengaruh terhadap utuhnya suatu bangsa. Tetapi, sekarang ini moral para generasi muda sudah amat sangat bobrok hal ini di buktikan dengan berbagai fakta yang ada di masyarakat yang dikutip dari sumber inilah.com antara lain:

1. Lima siswa SD perkosa teman sekolah.

Jambi, lima pelajar SD Negeri 120 Tangkit Baru kecamatan Sungai Gelam kabupaten Muaro Jambi dilaporkan ke polisi. Kelimanya dilaporkan atas perbuatannya mencabuli dan memperkosa teman perempuan sekelasnya yang berusia 7 tahun.

2. Kedaulatan Rakyat, 29 Nopember 2008. Oknum Siswa SMP cabuli 5 Balita.

Boyolali(KR)-Rm(15) Siswa SMP warga Donohudan Ngemplak Boyolali di tangkap petugas Reskrim Polsek Ngemplak Boyolali, karena diduga melakukan pencabulan terhadap anak-anak dibawah umur tetangganya sendiri.tak tanggung-tanggung. Terdakwa mencabuli lima balita.

3. Siswi pemeran Video porno Jombang di-DO.

Berdasarkan sumber INILAH.COM, pemeran Video mesum siswi MAN (Madrasah Aliah Negeri) Jombang dengan inisial IN(15) dikeluarkan dari sekolahnya.

4. Dosen Mesum VS Ayam Kampus.

INILAH.COM, Jakarta – Heboh skandal mesum di Universitas Indonesia kian menegaskan menara gading pendidikan itu tak bebas dari dunia esek-esek. Dari kisah hidup bersama mahasiswa, munculnya istilah ayam kampus, hingga kasus VCD porno, memperburuk moralitas kampus.

Dari fenomena diatas menunjukan bahwa moral pelajar di Indonesia sudah sangat bobrok dan hal itu juga sangat berpengaruh terhadap merosotnya mutu pendidikan di Indonesia.

3. Faktor Apa Yang Mempengaruhi Kebobrokan Moral Bangsa Indonesia.

Setiap masalah pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebobrokan moral bangsa kita ini, antara lain:

a) Orang Tua

Orang tua adalah pihak yang sangat berperan penting dalam membentuk karakter moral anak bangsa. Bagaimanapun mereka adalah prang yang selalu bersama dan berinteraksi dengan anak-anaknya sebagai calon generasi muda dimasa yang akan datang, dan menjadi duta perubahan bagi bangsanya. Realitas yang terjadi sungguh menyedihkan terutama di kota-kota metropolitan dan kota-kota besar lainnya. Ditengah gemerlapnya kehidupan malam, derasnya persaingan hidup, munculnya doktrin emansipasi wanita ternyata berimbas kepada generasi muda yang memerlukan kasih saying orang tua. Bapak keluar untuk mencari nafkah, ibupun tidak ketinggalan dengan alasan menopang ekonomi suami dan parahnya ada yang mengejar demi sebuah karir. Ini semua telah menghancurkan harapan anak-anak yang mengharapkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Selingkuh, warna baru yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga, kedua pihak saling mencurigai yang menimbukan rasa cemburu dan ketidak percayaan. Sehingga kehidupan rumah tangga menjadi suram dan gelap.

b) Lingkungan

Orang tua adalah madrasah pertama bagi anak, setelah itu anak akan terjun kelapangan dalam artian keluar dari rumah dan bergaul dengan lingkungan luar. Lingkungan dalam hal ini termasuk sekolah atau tempat formal lainnya. Didikan yang baik oleh orang tua bukan jaminan bagi si anak bebas dari perangkap-perangkap yang menjerumus kepada kehancuran dan kerusakan.

c) Pendidikan

Harapan suatu bangsa terletak pada baiknya pendidikan kaum mudanya. Mari berkata jujur, bagaimana kondisi pendidikan negeri tercinta kita. Negeri yang memiliki segudang kekayaan, hasil alam yang melimpah, barang tambang yang begitu banyak, hutan yang luas, beraneka ragam jenis tumbuhan dan binatang, laut yang beserta hasilnnya, sungguh tidak salah negeri kita mendapat julukan “Jamrud Khatulistiwa”. Ternyata kekayaan ini tidak sebanding dengan kekayaan pendidikan yang dimiliki bangsa kita.

Sistem pendidikan yang diterapkan cenderung menekankan pada kecerdasan akal, tanpa harus menekankan pada prinsip-prinsip lain yang tidak kalah penting yaitu moral dan spiritual. Anak dikatakan pintar kalau seandainya ia sering mendapatkan ranking di kelasnya. Anak dikatakan berhasil kalau seandainya lulus dengan nilai akhir yang lebih tinggi. Dalam masyarakatpun tidak jauh bedanya. Seorang dikatakan sukses kalu dia sudah bekerja dan berpenghasilan cukup. Begitupun dalam keluarga. Sebaliknya ketika seorang anak, mahasiswa atau pemuda yang belum mendapatkan pekerjaan belum dikatakan berhasil. Inilah realita pendidikan bangsa kita yang hanya menekankan aspek material belaka.

System pendidikan yang ada, tidak lebih hanya untuk menciptakan manusia-manusia robot. Yang pada akhirnya generasi muda sekarang banyak mengalami penyakit-penyakit jiwa yang berkonsekuensi dalam aktifitasnya sehari-hari. Di sekolah, pelajar dilarang merokok. Ironisnya ketika aturan dibuat justru dilanggar oleh sang pembuat aturan. Tak jarang kita mendapati guru merokok dalam kantor, kantin, bahkan dalam ruangan kelas. Aneh memeng, tapi yang lebih aneh tidak ada yang berani melawan keanehan ini. Sepertinya merokok bagi bangsa kita sudah menjadi adapt dan kebiasaan. Secara tidak langsung sekolah, guru dan masyarakat telah membentuk jiwa generasi muda sebagai karakter yang melukis moral bangsa ini.

d) Aparatur Negara dan Pemerintah

Pemimpin, penguasa, aparat keamanan, pejabat dan ulama adalah pihak yang memiliki peran strategis dalam kehidupan bangsa. Mereka adalah mesin yang menggerakan kendaraan bangsa. Dekadensi moral yang terjadi selama ini tidak lepas dari andil para aparatur Negara dan ulama. Moral generasi muda dijual demi segelintir orang yang berjiwa kerdil dan rakus. Ulama tidak lagi menjadi panutan. Aparat keamanan tidak bisa lagi diharapkan untuk menjaga ketenangan masyarakat bahkan aparat keamanan yang seharusnya menjadi panutan masyarakat, lebih memprihatinkan kondisinya (mudah disuap, banyak yang terlibat kasus judi, dan bahkan menjadi salah satu institusi Negara yang terkorup).

Sehingga ketika rakyat bertindak justru kecaman dan ancaman yang didapatkan. Rancangan Undang-Undang Pornografi terbengkalai dan begitu lama untuk bisa langsung dijalankan dengan alasan tidak enak dengan pihak minoritas. Lagi-lagi kekuatan asing dan raksasa kapitalis masih bercokol di negeri yang katanya sudah terbebas dari penjajahan.

4. Dampak Kebobrokan Moral Terhadap Mutu Pendidikan Di Indonesia.

Karena bertambah bobroknya moral para pelajar hal ini juga berdampak pada mutu pendidikan di Indonesia. Karena moral para pelajar atau peserta didik yang sangat bobrok hal ini berdampak juga pada pendidikan di Indonesia. Dampak menurunnya kualitas moral bagi pendidikan antara lain: Menurunnya mutu pendidikan di Indonesia, tidak menariknya pendidikan dikalangan pelajar, hilangnya konsentrasi pelajar dalam kegiatan belajar. Rendahnya pendidikan juga berpengaruh terhadap kemiskinan karena kebodohan dapat menyebabkan kemiskinan. Bobroknya pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap bidang-bidang yang lain. Maka dari itu pendidikan menjadi suatu hal yangsangat penting bagi kehidupan.

5. Bagaimana Cara Memperbaiki Kebobrokan Moral Bangsa Indonesia.

Dari kebobrokan moral diatas banyak cara yang harus dilakukan untuk memperbaikinya, Antara lain:

1.Salah satunya dengan memberikan pendidikan moral di sekolah baik SD, SMP, SMA, maupun Perguruan Tinggi.

2.Pembuatan Undang-Undang Pornografi dan pornoaksi.

3.Pembuatan kurikulum tentang pendidikan moral dikalangan pelajar.

4.Memberi sanksi dan tindakan yang tegas demi memberantas Pornografi dan pornoaksi.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Moral adalah suatu hal yang sangat penting yang harus diperbaiki karena moral merupakan salah satu pilar utama dalam kehidupan yang harus dimiliki oleh pelajar, karena pelajar merupakan aktifis pendidikan. Tanpa moral yang baik pendidikan yang baik tidak akan pernah tercipta. Walaupun system pendidikan, kurikulum, pendidik memiliki moral yang baik pendidikan yang baik tidak akan tercipta bila siswa atau pelajar tidak didasari moral yang baik. Bila pendidikan tidak didasari moral maka pendidikan di Indonesia akan mudah hancur.

2. Saran

Penulis menyarankan supaya pendidikan moral seharusnya dimulai dari tingkat pendidikan terendah yaitu SD, SMP, SMA, maupun Perguruan Tinggi.Dan seharusnya semua pihak terciptanya moral pendidikan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

inilah.com

Kedaulatan Rakyat, 29 Nopember 2008

Sudrajat Ajar, (2008). Din Al-Islam Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum, Edisi III. Yogyakarta: UNY Press.

www.google.com

1 komentar: